Ketua DPP PDS, Denny Tewu :
Tidak Ada Dualisme, PDS Hanya Dukung ESJA
K
|
etua Umum PDS, Denny Tewu kepada Arta News mengatakan
bahwa tidak ada dualisme ditubuh PDS. Ia menegaskan bahwa dukungan PDS secara
resmi adalah untuk mendukung pasangan Effendi M Simbolon - Jumiran Abdi. Sedangkan
adanya dukungan kepada Pasangan Cagubsu Amri Tambunan - RE. Nainggolan oleh
Sahat Sinaga yang saat ini menjabat sebagai Sekjen PDS, adalah bersifat
pribadi, bukan garis kebijakan partai.
Denny juga mengakui, bahwa sebelumnya partainya telah bulat memberikan dukungannya kepada RE. Nainggolan jika mantan Sekda Sumut ini maju sebagai cagub. Dengan syarat, RE. Nainggolan memenuhi syarat dukungan partai.
Denny juga mengakui, bahwa sebelumnya partainya telah bulat memberikan dukungannya kepada RE. Nainggolan jika mantan Sekda Sumut ini maju sebagai cagub. Dengan syarat, RE. Nainggolan memenuhi syarat dukungan partai.
Namun, mantan sekda
sumut tersebut tidak memenuhi syarat cagubsu. Maka dukungan tersebut diberikan
PDS kepada Effendi Simbolon. "Kita mendukung jika Pak RE maju
sebagai cagubsu, bukan wakil. Karena kita hanya partai kecil. Penentunya ada di
PDIP," tandas Denny.
Denny juga mengaku bahwa dukungannya itu ternyata disetujui para konstituennya yaitu masyarakat pemilih berbasis Kristen. "Kita tidak mau disalahkan konstituen kita seperti di Jakarta tidak mendukung Ahok yang notabene beragama kristen. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa massa pendukung kami berbasis kristen. Dan kita mendukung BK - 1 bukan untuk BK - 2," tandas Denny.
Denny juga mengaku bahwa dukungannya itu ternyata disetujui para konstituennya yaitu masyarakat pemilih berbasis Kristen. "Kita tidak mau disalahkan konstituen kita seperti di Jakarta tidak mendukung Ahok yang notabene beragama kristen. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa massa pendukung kami berbasis kristen. Dan kita mendukung BK - 1 bukan untuk BK - 2," tandas Denny.
Ditanyakan soal sanksi
partai terhadap “balelo” nya sekjen PDS, Denny mengakui bahwa partainya belum
dapat dibandingkan dengan PDI-P. Dimana sebelum Effendi dinyatakan resmi maju
sebagai calon oleh PDI-P, Panda Nababan menggadang-gadang RE. Nainggolan untuk
menjadi Cagub. Tetapi ketika resmi PDI-P mengumumkan calon yang didukungnya,
Panda pun secara teratur menaati ketentuan partainya itu.
“Saya sekarang ini
bersikap soft (halus) lah. Karena kita partai kecil, banyak
juga masalah dan tugas yang harus kami hadapi. Seperti verifikasi, serangan
dari luar PDS dan lainnya. Tetapi secara resmi kami hanya memberikan satu
dukungan yaitu kepada pasangan Effendi Simbolon
- Jumiran Abdi,” tandas Denny.
Ia juga mengakui bahwa
ada kedekatan secara kekeluargaan antara Sahat dengan RE. Nainggolan, sehingga
ia tidak bisa semena-mena memberikan sanksi. “Jadi dukungan itu sifatnya
pribadi. Sekali lagi bukan garis kebijakan partai. Kita berteman dengan RE.
Nainggolan. Namun, kita memutuskan karena PDS tidak ingin mengecewakan
konstituen kita di sumut,” jelas Denny.
Pria yang memajang
ulos (kain tenun Batak - red) di dinding kantornya ini pun, mengatakan bahwa
indikasi bahwa PDS dengan memutuskan pilihan ke Effendi didukung oleh
konstituen mereka, “Ya, saya sampai saat ini tidak menerima komplain dari
konstituen kita. Sangat berbeda ketika kita menjatuhkan dukungan kita ketika
Pilkada DKI Jakarta. Telepon dan kritik SMS terus berdatangan,” jelas Denny.
Mekanisme dukungan
partai sebagai mesin pemenangan Effendi – Jumiran di sumut, Denny menjelaskan,
wewenang tersebut telah diberikan kepada DPW PDS Sumut. Sejauh ini, DPP
sifatnya hanya menerima laporan.
Sementara itu, Sahat
Sinaga mengatakan alasannya tetap bersih kukuh mendukung RE.Nainggolan kendati
bertabrakan dengan garis kebijakan partainya PDS. Bahkan ia berani menerima
resiko atas putusannya tersebut.
“Saya bersahabat
dengan Pak RE.Nainggolan sejak lama. Saya punya iman, bahwa persahabatan itu justru
diperlukan tatkala sahabat dalam kesulitan atau tantangan. Jadi selaku sahabat
saya membantu dia (RE.Nainggolan – red) dan mengajak yang lain untuk mendukung
dia,” kata Sahat (Dikutip dari Analisa).
PDS telah dua kali
mengalami persoalan serupa. Ketika Pilkada DKI Jakarta pun, partai berbasis
kristen ini memiliki dukungan yang terpecah. Sementara DPP PDS mendukung Rijal
Nurdin sebagai Cagub DKI dari Golkar, sementara PDS DPW DKI yang diketuai
Sahianta mendukung pasangan Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli bersama dengan Partai
Demokrat.
Ketika disoal dualisme
dukungan di pilkada merupakan strategi partai, Denny langsung cepat
menyanggahnya. Dengan suara tenang ia mengatakan, “Ya beginilah, saya akui kita
belum bisa dikatakan partai yang sekuat PDI – P. Adanya persoalan seperti ini
kita sikapi dengan kasihlah,” tandasnya. jef
Tidak ada komentar:
Posting Komentar