Pesta Budaya Tradisional Batak TB Silalahi CENTER
Bocah 12 Tahun Ratapi Kerusakan Danau Toba
Diantara berbagai festival budaya Batak yang digelar di TB
Mangandung merupakan seni ungkapan perasaan sedih terhadap sebuah kejadian. Biasanya, dilakukan oleh orang Batak pada saat acara kematian. Uniknya, budaya meratap dengan nada dan kata-kata yang sedih itu diperlombakan pada event memperkenalkan proyek pembuatan Museum Batak terbesar di
Dalam Festival meratap itu, tidak jarang para peserta lomba bukan lagi meratapi kematian. Tetapi meratapi keadaan lingkungan serta kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadi sebuah elegi yang menyayat-nyayat hati.
Rahel Siahaan, anak perempuan berusia 12 tahun, kelas enam SDN 173525 Balige tampil sebagai pemenang festival mangandung itu. Kemenangan itu menimbulkan decak kagum para penonton. Pasalnya, tingkat kesulitan dalam memilih kata dan nada sehingga dapat menggugah hati penonton bukan hal yang mudah. Namun Rahel diusianya yang masih belia dapat menampilkan seni meratap Batak, nyaris sempurna. Apalagi dengan ratapannya tentang kerusakan lingkungan dan pelestarian di Danau Toba tepatnya menjadi tema yang sangat memukau dan membuat hati terenyuh orang yang mendengarnya.
Isi dalam ratapan Gadis cilik ini, memohon kepada Ompu Mula Jadi Na Bolon ( Yang Maha Kuasa. Red*) untuk menggugah umat manusia agar tidak lagi menyakiti perasaanya yang teriris-iris menyaksikan Danau Toba yang semakin rusak dan terbengkalai.
Sekelumit bait lainnya, “Ompu Namula Jadi Nabolon. Boha namaon. Nungga be maniak ate-ate. Ai disegai nasida do Tao natio i. Sugari ma Ompu…” ( Oh Tuhan Yang Maha Kuasa, Bagaimana ini semua. Telah tersayat-sayat hati ini. Karena telah dirusak dan dicemari air yang sangat bening di Danau Toba itu.Red*).
Ekspresi dan impresi Rahel serta kata-kata itu seakan menampar keras para orang dewasa yang hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa memperhatikan lingkungan tempat manusia dan mahkluk hidup bernaung. Justru dari ketulusan seorang anak kecil terungkap kesadaran dan kepedulian yang begitu dewasa. Karena generasi mereka ini yang kemudian akan menjadi korban kemalangan atas perusakan alam tersebut.
Wajar saja seorang Rahel menerima apresiasi tepuk tangan yang keras sekaligus mata berkaca-kaca dari para penontonnya yang simpati terhadap penampilan lugu yang membiarkan airmatanya berlinang membuat sungai kecil di pipinya itu. Arta News juga turut larut dalam ungkapan kepedihan bocah peduli lingkungan itu. Salut untuk Rahel !
Demi memeriahkan acara tersebut, juga diadakan berbagai kegiatan dan lomba bernuansa Budaya Batak lainnya, diikuti oleh empat kabupaten yaitu Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Samosir. Jenis Lomba Seni Budaya lainnya itu seperti Lomba Martumba dengan peserta pelajar tingkat Sekolah Dasar. Kemudian, Lomba Paduan Suara yang diikuti oleh pelajar tingkat SLTA sederajat, Lomba Tortor oleh pelajar SLTA dengan materi Tortor Gondang,
Acara Tortor itu meliputi beberapa bentuk tarian tortor, seperti tortor Mula mula, Somba, Hasahatan, tortor wajib dan pilihan. Adapula Lomba Marhasapi Tunggal dan Mangandung dimana peserta adalah masyarakat umum. Ditambahlagi Lomba Lari Marathon 10 K dengan peserta terdiri dari pelajar tingkat SLTP dan SLTA sederajat. Namun bukan hanya itu saja, Lomba Renang juga mewarnai kegiatan tersebut. Peserta lomba renag itu beragam dari tingkat SD hingga SLTA yang dikualifikasikan sesuai dengan tingkatannya.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Pesta Budaya Tradisional Batak TB.
Sejak hari pertama hingga penghujung acara, di hadiri oleh TB. Silalahi, Sekdaprov RE. Nainggolan mewakili Gubernur Sumut, Kabag Otonomi Daerah Sumut Ir. Bangkit Tambunan, Kadis Pariwisata Sumut dan turut hadirpula Dirjen Museum Indonesia Intan Mardiana, Kepala Museum Sumut ibu Sri, Bupati Tobasa Drs Monang Sitorus SH MBa bersama istri, Bupati Humbang Hasundutan Maddin Suhombing , Bupati Tapanuli Utara Torang Lumban tobing bersama istri. Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, Kajati Kalimantan Tengah Yasman panjaitan SH, Kajari Balige Timbul Pasaribu SH, Ketua Pengadilan Negeri Balige Avrit Siahaan SH, Wakil Ketua DPRD Tobasa Rahmad Manullang, Ketua Panitia pelaksana Dra Masrina R Silalahi serta ratusan insan pelajar. (Ali Pardede)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar